NAPAK TILAS
SEJARAH GUNUNG TUTUP
disusun oleh : Elina Fitri Nurdini
Leny Marlina
Puji Hidayati
Yoshi Iriyanto
asal sekolah : SMKN 1 Wonosari (SMEA 3 Yogyakarta)
ASAL-USUL GUNUNG TUTUP
Di daerah
Sumber Giri,kecamatan Ponjong, GunungKidul, Yogyakarta, terdapat sebuah tempat
wisata yang dikenal dengan sebutan Gunung Tutup. Gunung Tutup sendiri adalah
sebuah situs bersejarah yakni adalah makam dari Eyang Mangoen Koesoema ( Naraka
Sura ).
Beliau
adalah keturunan dari putra Sri Sunan Amangkurat Jawi. Eyang Mangoen Koesoemo
adalah keponakan dari Adipati Mangkunegara( Pangeran Samber Nyawa/Raden Mas
Said). Beliau berdiam di Pathi, Kec. Ponjong sewaktu ibukota Kab. Gunung Kidul
berada di Ponjong. Eyang Mangoen Koesoema adalah Hulu Balang (prajurit) dari
Pangeran Samber Nyawa ( Adipati Mangkunegara I) saat menyerang Belanda. Setelah
adanya Perjanjian Giyanti, Eyang Mangoen Koesoemo lalu menetap di Pathi dan
meminta dikebumikan di Gunung Tutup, Desa Sumber Giri, Kec. Ponjong.
RIWAYAT PERENOVASI MAKAM
Setelah
beberapa tahun terbengkalai, pesarean dibongkar dan dibangun kembali oleh
PERDANA ( Perkumpulan Darah Narakasura ) pada tahun 1956. Pembangunannya
dilanjutkan oleh Sukino Suprobo, yakni keturunan ke lima dari Eyang Mangoen
Koesoemo dan dibantu oleh saudara-saudara yang sadar. Sukino Suprobo lahir pada
tahun 1926, putra Bapak & Ibu Prawiro Diharjo yang saat itu menjadi lurah
di Desa Wirik Wetan. Pada saat beliau belajar di Milo Muhammadiyah ( sekarang
SMP ), beliau menjadi anggota PETA dan zaman kemerdekaan beliau menjadi anggota
Tentara Republik Indonesia. Sukino Suprobo pernah bertempur di Palagan
Magelang, Palagan Ambarawa, dan Semarang Barat lebih tepatnya daerah Srondol yang
berpangkat Letnan 1. Tahun 1947 Sukino Suprobo terjangkit penyakit malaria dan
istirahat sebagai tentara lalu tinggal di desa Nggenjahan. Setelah selama 4
tahun tidak keluar kamar (bertapa), pada tahun 1956 Gunung Tutup dibangun dan
diteruskan oleh Sukino Suprobo hingga akhir hayatnya tanpa bantuan dari
pemerintah. Beliau bercita-cita menjadikan tempat tersebut sebagai tempat
wisata spiritual.
STRUKTUR BANGUNAN
FASILITAS
Selain
tempat yang bersih dan asri, Gunung Tutup mempunyai beberapa fasilitas seperti
mushola, toilet, dan tempat parkir yang luas. Sayangnya fasilitas yang sudah lama terbengkalai
menjadi tidak terurus sehingga menjadi hambatan. Maka dari itu diharapkan peran
dari pemerintah untuk lebih memperhatikan tempat wisata spiritual tersebut agar
dapat memberikan manfaat bagi pengunjung.
Selain
sebagai tempat yang sakral, tempat tersebut juga memiliki nilai estetika yang
tinggi, seperti keaslian bangunan, adat-istiadat yang masih kental, serta
keterangan-keterangan yang lengkap. Selain itu, juga ada seorang narasumber
yang dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci terkait tempat tersebut.
AKSES JALAN
akses jalan yang dilalui
cukup mudah dan tidak terlalu ramai. selain itu tempat yang tidak terlalu jauh
dari daerah pemukiman menjadikan tempat ini mudah dijangkau. Untuk memasuki
tempat wisata ini tidak memerlukan biaya sedikitpun bahkan walau telah
disediakan tempat parkir yang sangat luas.