Translate

Jumat, 07 April 2017



 NAPAK TILAS 
SEJARAH GUNUNG TUTUP



 disusun oleh : Elina Fitri Nurdini
                         Leny Marlina
                         Puji Hidayati
                         Yoshi Iriyanto

 asal sekolah : SMKN 1 Wonosari (SMEA 3 Yogyakarta)


ASAL-USUL GUNUNG TUTUP

Di daerah Sumber Giri,kecamatan Ponjong, GunungKidul, Yogyakarta, terdapat sebuah tempat wisata yang dikenal dengan sebutan Gunung Tutup. Gunung Tutup sendiri adalah sebuah situs bersejarah yakni adalah makam dari Eyang Mangoen Koesoema ( Naraka Sura ).
Beliau adalah keturunan dari putra Sri Sunan Amangkurat Jawi. Eyang Mangoen Koesoemo adalah keponakan dari Adipati Mangkunegara( Pangeran Samber Nyawa/Raden Mas Said). Beliau berdiam di Pathi, Kec. Ponjong sewaktu ibukota Kab. Gunung Kidul berada di Ponjong. Eyang Mangoen Koesoema adalah Hulu Balang (prajurit) dari Pangeran Samber Nyawa ( Adipati Mangkunegara I) saat menyerang Belanda. Setelah adanya Perjanjian Giyanti, Eyang Mangoen Koesoemo lalu menetap di Pathi dan meminta dikebumikan di Gunung Tutup, Desa Sumber Giri, Kec. Ponjong.

RIWAYAT PERENOVASI MAKAM

Setelah beberapa tahun terbengkalai, pesarean dibongkar dan dibangun kembali oleh PERDANA ( Perkumpulan Darah Narakasura ) pada tahun 1956. Pembangunannya dilanjutkan oleh Sukino Suprobo, yakni keturunan ke lima dari Eyang Mangoen Koesoemo dan dibantu oleh saudara-saudara yang sadar. Sukino Suprobo lahir pada tahun 1926, putra Bapak & Ibu Prawiro Diharjo yang saat itu menjadi lurah di Desa Wirik Wetan. Pada saat beliau belajar di Milo Muhammadiyah ( sekarang SMP ), beliau menjadi anggota PETA dan zaman kemerdekaan beliau menjadi anggota Tentara Republik Indonesia. Sukino Suprobo pernah bertempur di Palagan Magelang, Palagan Ambarawa, dan Semarang Barat lebih tepatnya daerah Srondol yang berpangkat Letnan 1. Tahun 1947 Sukino Suprobo terjangkit penyakit malaria dan istirahat sebagai tentara lalu tinggal di desa Nggenjahan. Setelah selama 4 tahun tidak keluar kamar (bertapa), pada tahun 1956 Gunung Tutup dibangun dan diteruskan oleh Sukino Suprobo hingga akhir hayatnya tanpa bantuan dari pemerintah. Beliau bercita-cita menjadikan tempat tersebut sebagai tempat wisata spiritual.

STRUKTUR BANGUNAN

 


















FASILITAS

   Selain tempat yang bersih dan asri, Gunung Tutup mempunyai beberapa fasilitas seperti mushola, toilet, dan tempat parkir yang luas. Sayangnya  fasilitas yang sudah lama terbengkalai menjadi tidak terurus sehingga menjadi hambatan. Maka dari itu diharapkan peran dari pemerintah untuk lebih memperhatikan tempat wisata spiritual tersebut agar dapat memberikan manfaat bagi pengunjung.
     Selain sebagai tempat yang sakral, tempat tersebut juga memiliki nilai estetika yang tinggi, seperti keaslian bangunan, adat-istiadat yang masih kental, serta keterangan-keterangan yang lengkap. Selain itu, juga ada seorang narasumber yang dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci terkait tempat tersebut.

AKSES JALAN

  akses jalan yang dilalui cukup mudah dan tidak terlalu ramai. selain itu tempat yang tidak terlalu jauh dari daerah pemukiman menjadikan tempat ini mudah dijangkau. Untuk memasuki tempat wisata ini tidak memerlukan biaya sedikitpun bahkan walau telah disediakan tempat parkir yang sangat luas.







 NAPAK TILAS  SEJARAH GUNUNG TUTUP  disusun oleh : Elina Fitri Nurdini                          Leny Marlina              ...